Digitalisasi Konten 2017/Laporan
Digitalisasi Konten 2017 │ Anggaran │ Laporan (I, II, III, IV) │ Dokumentasi Aktivitas │ Laporan Penggunaan Dana
Berikut adalah laporan proyek Digitalisasi Konten 2017 mengenai:
Hasil tercapaiDalam rencana pencapaian yang dibuat saat proyek dimulai, hasil yang akan dicapai dalam proyek ini adalah:
Hasil tak tercapai
Tantangan dan hambatanKerja samaSelama proyek berjalan, tantangan yang dihadapi adalah mensosialisasikan tujuan dan manfaat yang diperoleh dari proyek ini kepada instansi-instansi yang dituju. Lisensi Creative Commons yang memberikan keleluasaan bagi pemegang hak cipta harus disampaikan dengan benar dan mudah dipahami agar tidak terjadi kesalahtafsiran dan memunculkan anggapan bahwa lisensi ini menghapus hak cipta karya dari pemegang hak cipta aslinya. Penyampaian yang baik dan lugas juga diperlukan agar tidak menimbulkan anggapan bahwa hasil digitalisasi yang disebarluaskan ke internet akan dapat dikomersialisasikan. Dari satu sisi, anggapan tersebut benar, namun dari sisi yang lain, tindakan komersialisasi yang demikian dapat diminimalisasikan bahwa ada bahan materi/konten yang sama yang dapat digunakan secara bebas dan gratis alih-alih menggunakan konten yang komersial. TeknisHal yang cukup menghambat digitalisasi Majalah Kajawen terjadi pada periode triwulan ketiga (September s.d. Desember 2017) adalah gangguan pada mesin pemindai buku di Surakarta. Beberapa masalah yang timbul, antara lain (1) hasil dari potret kamera tidak jelas, (2) cahaya lampu yang berlebihan hingga mengakibatkan tulisan di majalah menjadi tidak terlihat dalam foto, dan (3) metadata Majalah Kajawen tidak semuanya tersedia di situs sastra.org dan sesuai dengan jumlah koleksi sehingga membutuhkan ahli bahasa Jawa untuk membaca aksara hanacaraka dari majalah. Sumber daya manusiaHal yang perlu mendapat perhatian adalah diperlukannya satu orang staf paruh waktu untuk mengerjakan digitalisasi, masing-masing di Yogyakarta dan Surakarta. Pada triwulan kedua (Juni s.d. September 2017), keberadaan satu orang staf paruh waktu di Yogyakarta dan satu orang staf paruh waktu di Surakarta cukup membuat aktivitas digitalisasi di kedua daerah berjalan lancar. Pada triwulan ketiga dan keempat, aktivitas di dua kota itu menjadi dilaksanakan oleh satu orang staf yang berdomisili di Yogyakarta. Hal ini cukup menghambat aktivitas karena ia harus membagi waktu untuk melakukan perjalanan ke Surakarta, ditambah lagi harus membagi waktu untuk mengerjakan tugas-tugas perkuliahan. Pembelajaran selama proyek berjalanBeberapa hal yang menjadi pembelajaran untuk melakukan proyek serupa di masa mendatang adalah pendekatan kerja sama harus dilakukan sedini mungkin sebelum aktivitas dimulai. Proses pendekatan kerja sama juga memerlukan seorang ahli yang memahami penggunaan lisensi bebas dan dapat memberikan gambaran manfaat yang diperoleh dengan menggunakan lisensi bebas tersebut. Laporan triwulan
Catatan kaki
|